Kelas X Semester 2
BAB XV (1)
CIRI GERAKAN MUHAMMADIYAH
A. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam dan Dakwah Islam
1. Muhammadiyah sebagai Gerakan Islam
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam adalah sesuai dengan tujuan Muhammadiyah. Tujuan itu adalah “menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam”. Sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya. Menggerakkan Muhammadiyah sesuai tujuan yang akan dicapai adalah dengan kekuatan lahir batin, sesuai ajaran Islam. Menggerakkan Islam berarti mengamalkan Islam dengan sungguh-sungguh. Mengamalkannya sesuai dengan ajaran Nabi Muhammad SAW dengan menempatkan Al Qur’an dan Hadits sebagai sumber amal ibadah sekaligus sebagai sumber penggerak jiwa yang selalu menjadi modal perjuangan Muhammadiyah.
Muhammadiyah sebagai gerakan Islam bergerak dengan organisasi untuk mencapai tujuan dan cita-citanya. Kata organisasi dalam Muhammadiyah lebih dikenal dengan kata persyarikatan. Berhasilnya perjuangan untuk mencapai cita-cita hanya akan terwujud apabila didukung dan dikerjakan bersama oleh rakyat.
2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Dakwah
Persyarikatan Muhammadiyah dibangun oleh K.H. Ahmad Dahlan. Pembentukan persyarikatan itu adalah hasil wujud konkret dari telaah dan taddabur beliau terhadap Al Quraanul Kariim. Faktor inilah yang sebenarnya menjadi faktor utama pendorong berdirinya Muhammadiyah. Sementara faktor lainnya dapat dikatakan sebagai penunjang atau pemicu semata.
Muhammadiyah sejak awal perjuangannya dimulai dengan menggerakan dakwah Islam. Menyampaikan ajaran Islam kepada masyarakat dengan cara amar ma’ruf nahi munkar. Berdasarkan ayat 104 Surah Ali ‘Imran [3], jelas tugas dakwah yang dilaksanakan Muhammadiyah adalah dakwah Islam dan amar ma’ruf nahi munkar.
Dakwah amar ma’ruf nahi munkar terdiri atas dua golongan sebagai berikut:
a. Kepada yang telah Islam (Ummat Ijabah)
Dakwah ini bersifat paembaruan (tajdid) sesuai dengan sumber asilnya yaitu Al Quraan dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.
b. Kepada umat yang belum Islam (Ummat Dakwah)
Dakwah ini bersifat ajakan dan bimbingan yang bersifat mendidik agar mendekat pada Islam, mendengar, mempelajari dan selanjutnya menjadi pemeluk agama Islam.
Tugas Muhammadiyah sebagai suatu organisasi adalah merencanakan dan memprogramkan sistem dan metode dakwah untuk seluruh lapisan masyarakat sedangkan warga Muhammadiyah bertugas sebagai mubaligh atau da’i.
B. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid dan Nasional
1. Muhammadiyah sebagai Gerakan Tajdid
Tajdid yang dimaksud dalam gerakan Muhammadiyah adalah memperbarui cara berpikir sesuai dengan perkembangan dan perubahan zaman. Bukan pembaruan ajaran Islam, tetapi cara berpikir umat Islam yang perlu diperbarui. Sasaran gerakan tajdid adalah manusia. Perubahan zaman jangan sampai merusak dasar-dasar ajaran Islam. Demikian juga tidak membuat umat Islam ketinggalan zaman. Sehingga tidak leluasa menjalankan amal ibadah. Bahkan zaman yang terus berkembang hendaknya memberi kesempatan kepada umat Islam yang teguh pada jabatan agamanya, bertambah mendapatkan peluang baru mengamalkan seluruh ajaran agamanya.
Tajdid juga berarti membersihkan ajaran Islam dari campur aduknya dengan ajaran-ajaran yang bukan Islam. Mengembalikan ajaran Islam kepada sumbernya yang bukan asli. Membersihkan dari penyakit TBC (Takhayul, Bid’ah dan Churafat). Penyakit ini sangat berbahaya bagi perkembangan ajaran Islam yang murni dan merusak aqidah Islam. Sebagai contoh dalam realita keumatan kita seperti meramal, perdukunan, sesaji, kenduri, dan ritual atau tata cara ibadah yang tidak sesuai dengan Al-Qur’an dan hadis.
2. Muhammadiyah sebagai Gerakan Nasional
Muhammadiyah didirikan pada saat penjajahan Belanda masih menduduki bumi Indonesia . Mula-mula gerakan ini dicurigai oleh pemerintah Belanda. Beberapa kali izin mendirikannya ditolak atau digagalkan. Namun, usaha dari K.H. Ahmad Dahlan bersama tokoh kebangkitan nasional lainnya tidak pernah berhenti. Penjelasan dari beliau dan tokoh-tokoh Budi Utomo pada Pemerintah Belanda mempu meyakinkan tentang tujuan gerakan ini. Tujuan suci dari gerakan ini adalah membantu pemerintah mencerdaskan bangsa, terutama umat Islam. Walupun sebenarnya Pemerintah Belanda tentu tidak menghendaki bangsa Indonesia menjadi cerdas dan pandai. Namun akhirnya, perjuangan beliau dan atas pertolongan dan ridla Allah SWT, izin dari Pemerintah Belanda dapat diperoleh. Dengan catatan wilayah gerak persyarikatan ini hanya di Pulau Jawa.
Mulai saat itu Muhammadiyah berkembang, dan tetap menyesuaikan diri dengan perubahan zaman. Sambil terus menghidupkan roh jihad dalam jiwa umat Islam. Mulai mengikuti perkembangannya sampai masa proklamasi kemerdekaan Indonesia , Muhammadiyah bergerak dalam bidang dakwah amar ma’ruf nahi munkar. Muhammadiyah juga memberi andil bagi perkembangan nasionalisme Indonesia dan jiwa Islam. Kemudian menempatkan Muhammadiyah sebagai suatu pergerakan yang memperjuangkan kepentingan bangsa dan tanah air Indonesia dalam bidang-bidang kehidupan. Maka dikenallah oleh setiap orang dan tokoh nasional sikap dan karakter K.H. Ahmad Dahlan beserta latar belakang perjuangannya.
Itulah awal dikenalnya dan ditancapkan Muhammadiyah sebagai pergerakan nasional
No comments:
Post a Comment